Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan - seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran.
Bagaimana mungkin
Mentari berkabung dalam selimut gelap
Sedang tak satupun angin bersenandung
Ratap perih menggema dalam kotak sunyi berduri
Ingin pergi
Ingin lalui
Namun tak satupun kuda hendak bergeming
Hanya diam
Tak bicara
Masih saja basah. Sepertinya puisi tak hendak
sampai ke tidur tak berigau ke jaga yang bara.
Api masih dipadamkan hujan.
Tak ada puisi bunga.
Selalu angin bawa awan hitam
di gantungan jemuran.
Masih saja basah.
Kapan kita akan bersajak
Seperti muda yang gagah
Seperti jelita dengan pesona
Seperti cinta dan asmara
Seperti wangi dari dupa
Mungkin pergimu adalah isyarat
Takkan dewasa anak selamanya dikepit ketiak
Perpisahan adalah kepastian
Waktu berjalan, tak bisa di mundurkan
Berjalan pelan, tak bisa dimajukan
Kematian adalah keniscayaan
Tak bisa di tolak, tatkala ia datang
Tak bisa diminta, takala hidup bosan
Perpisahan...oh...kepastian
Kematian...oh...keniscayaan
Janji tuhan, pasti datang
Hari akhir adalah janji tuhan
Tak mengerti, waktunya kapan datang
Tak tahu diterima, nikmat atau siksaan
Perpisahan adalah kepastian
Kematian adalah keniscayaan.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar